Terkini

Berita Dunia

Politik

Ekonomi

Hukum

Metropolitan

Gaya Hidup

Olahraga

Sepakbola



Aspek Penilaian Karyawan 2023  


1.Inovasi

Inovasi adalah proses menciptakan atau memperkenalkan sesuatu yang baru, baik berupa ide, produk, metode, atau teknologi, yang memiliki nilai tambah dan dapat memberikan solusi terhadap suatu masalah. Inovasi sering kali menjadi kunci untuk mendorong kemajuan di berbagai bidang, seperti teknologi, bisnis, pendidikan, dan kesehatan.

Untuk mendorong inovasi, beberapa langkah penting meliputi:

1.     Identifikasi masalah atau kebutuhan: Menemukan area yang membutuhkan perbaikan atau pengembangan.

2.     Riset dan eksplorasi ide: Menggali berbagai solusi potensial melalui brainstorming, penelitian, atau benchmarking.

3.     Pengembangan prototipe: Mewujudkan ide dalam bentuk konsep atau model awal untuk diuji.

4.     Uji coba dan iterasi: Melakukan pengujian untuk menyempurnakan inovasi berdasarkan masukan dan hasil evaluasi.

5.     Implementasi: Mengintegrasikan inovasi ke dalam sistem atau pasar untuk memberikan dampak nyata.

Inovasi tidak hanya melibatkan kreativitas, tetapi juga keberanian untuk mengambil risiko dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

2.Memastikan semua proses shooting Program Kompas TV dan Unit KG yang disupport berjalan sesuai rencana

        Memastikan semua proses shooting program Kompas TV dan unit KG berjalan sesuai rencana membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang matang. Berikut adalah langkah-langkah utama untuk memastikan hal tersebut:

1. Perencanaan Pra-produksi

  • Jadwal dan Timeline: Pastikan semua jadwal shooting telah ditetapkan dan disepakati oleh seluruh tim. Gunakan alat manajemen proyek untuk melacak progres.
  • Lokasi: Lakukan survei lokasi terlebih dahulu untuk memastikan kelayakan dan kesiapan tempat.
  • Peralatan dan Teknologi: Cek semua peralatan, termasuk kamera, lampu, dan sound system, untuk memastikan semuanya dalam kondisi baik.
  • Script dan Rundown: Pastikan script dan rundown program sudah siap dan disetujui oleh semua pihak terkait.

2. Koordinasi Tim Produksi

  • Briefing Tim: Lakukan briefing sebelum shooting untuk memastikan semua anggota tim memahami tugas masing-masing.
  • Komunikasi Efektif: Gunakan saluran komunikasi yang jelas, seperti grup WhatsApp atau perangkat komunikasi di lokasi.
  • Pemantauan Logistik: Pastikan kebutuhan logistik seperti konsumsi, transportasi, dan akomodasi telah disediakan sesuai rencana.

3. Pelaksanaan Shooting

  • Manajemen Waktu: Pastikan shooting dimulai tepat waktu dan sesuai jadwal.
  • Fleksibilitas di Lapangan: Siapkan rencana cadangan untuk mengatasi hambatan seperti cuaca buruk atau masalah teknis.
  • Pemantauan Proses: Pastikan ada supervisor atau koordinator lapangan yang mengawasi jalannya shooting.

4. Evaluasi dan Dokumentasi

  • Review Hasil Shooting: Periksa hasil footage di lokasi untuk memastikan kualitas sesuai standar.
  • Feedback Cepat: Berikan masukan langsung untuk perbaikan jika ada kekurangan.
  • Dokumentasi: Catat semua proses untuk referensi pada shooting berikutnya.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, proses shooting dapat berjalan lebih lancar dan terorganisasi dengan baik.

3.Optimalisasi Penggunaan Peralatan Studio

        Optimalisasi Penggunaan Peralatan Studio adalah langkah penting untuk memastikan efisiensi, menjaga kualitas produksi, dan meminimalkan downtime. Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan:


1. Evaluasi Kebutuhan Produksi

  • Identifikasi Kebutuhan: Pastikan setiap proyek menggunakan peralatan yang sesuai dengan skala dan kompleksitas produksi.
  • Prioritas Pemakaian: Tentukan peralatan mana yang paling sering digunakan, dan alokasikan penggunaannya secara efisien berdasarkan jadwal produksi.

2. Perawatan dan Pemeliharaan Rutin

  • Inspeksi Berkala:
    • Periksa kondisi peralatan sebelum dan setelah digunakan untuk mendeteksi kerusakan sejak dini.
    • Bersihkan komponen seperti lensa, sensor, dan konektor untuk mencegah penurunan kualitas.
  • Kalibrasi Peralatan:
    • Kalibrasi kamera, mixer audio, atau lighting sesuai spesifikasi pabrik untuk menjaga akurasi.
  • Penyimpanan yang Tepat:
    • Simpan peralatan di tempat yang aman, bebas debu, dan memiliki suhu yang stabil.

3. Sistem Penjadwalan dan Reservasi

  • Pembuatan Jadwal Pemakaian:
    • Gunakan kalender digital atau perangkat lunak manajemen aset untuk mengatur jadwal pemakaian peralatan.
  • Reservasi Peralatan:
    • Buat sistem reservasi untuk memastikan peralatan tersedia saat dibutuhkan, menghindari konflik jadwal antar proyek.

4. Pelatihan Penggunaan Peralatan

  • Latih Kru Produksi:
    • Pastikan semua pengguna memahami cara menggunakan peralatan dengan benar untuk memaksimalkan fungsi dan meminimalkan risiko kerusakan.
  • Sertifikasi Internal:
    • Pertimbangkan program pelatihan atau sertifikasi untuk peralatan yang kompleks.

5. Peningkatan Teknologi

  • Evaluasi Peralatan Lama:
    • Analisis apakah peralatan lama masih memenuhi kebutuhan produksi atau perlu diganti.
  • Investasi pada Teknologi Baru:
    • Prioritaskan pembelian peralatan yang meningkatkan efisiensi, seperti kamera otomatis (PTZ), lighting LED hemat energi, atau mixer audio digital.

6. Dokumentasi dan Monitoring

  • Lacak Pemakaian:
    • Catat setiap penggunaan peralatan, termasuk tanggal, durasi, dan tim yang menggunakannya.
  • Analisis Data:
    • Gunakan data untuk mengidentifikasi pola pemakaian, peralatan yang sering rusak, atau kebutuhan tambahan.

7. Penanganan Darurat

  • Cadangan Peralatan:
    • Siapkan peralatan cadangan untuk mengantisipasi kerusakan mendadak.
  • Tim Support Teknis:
    • Pastikan ada teknisi yang siap menangani masalah teknis secara cepat.

Dengan optimalisasi ini, peralatan studio dapat berfungsi maksimal, meningkatkan kualitas produksi, dan menghemat biaya operasional jangka panjang.

4.Reguler Maintenance Studio

           Reguler Maintenance Studio adalah kegiatan pemeliharaan rutin untuk memastikan semua fasilitas, peralatan, dan infrastruktur studio berfungsi optimal. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk pemeliharaan studio secara berkala:

1. Perencanaan Jadwal Maintenance

  • Tentukan jadwal maintenance rutin (harian, mingguan, bulanan).
  • Pastikan jadwal ini tidak mengganggu jadwal produksi atau kegiatan studio lainnya.

2. Pengecekan Peralatan Studio

  • Kamera dan Lensa: Bersihkan lensa, cek fungsi zoom, fokus, dan stabilizer.
  • Lighting: Periksa kondisi lampu, kabel, dan pengaturan intensitas cahaya.
  • Sound System: Tes mikrofon, mixer, dan speaker untuk memastikan kualitas suara tetap optimal.
  • Monitor dan Proyektor: Periksa kualitas gambar dan koneksi ke perangkat lain.
  • Kabel dan Konektivitas: Pastikan semua kabel tidak rusak atau berpotensi menyebabkan hubungan pendek.

3. Pengecekan Infrastruktur Studio

  • Kondisi Ruangan: Pastikan ruangan bersih, bebas debu, dan memiliki ventilasi atau AC yang baik.
  • Lantai dan Dinding Akustik: Periksa kerusakan pada material peredam suara.
  • Keamanan: Cek sistem alarm, pemadam kebakaran, dan pintu darurat.

4. Pembaruan Perangkat Lunak

  • Lakukan pembaruan software pada perangkat editing, mixer digital, atau sistem manajemen studio lainnya.

5. Dokumentasi dan Evaluasi

  • Buat laporan setelah setiap sesi maintenance.
  • Catat peralatan yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut atau penggantian.

6. Pelatihan Tim

  • Pastikan tim studio memahami cara penggunaan dan perawatan peralatan dengan benar untuk mencegah kerusakan.

Reguler maintenance ini sangat penting untuk memastikan kegiatan produksi berjalan lancar tanpa kendala teknis.

 

5.Melaporkan hasil survey sesuai dengan request produksi program Internal dan External

Melaporkan hasil survei sesuai request produksi program internal dan eksternal memerlukan sistem pelaporan yang jelas, terstruktur, dan relevan dengan kebutuhan produksi. Berikut langkah-langkahnya:

1. Mengumpulkan dan Menyusun Data Survei

  • Validasi Data: Pastikan semua data yang dikumpulkan dari survei akurat dan relevan sesuai dengan permintaan.
  • Pengelompokan Data: Pisahkan data untuk program internal dan eksternal jika keduanya memerlukan pendekatan yang berbeda.

2. Format Laporan

  • Pendahuluan: Jelaskan tujuan survei dan konteksnya (misalnya, untuk keperluan konten, penentuan lokasi shooting, atau analisis audiens).
  • Metode Survei: Sebutkan metode yang digunakan, seperti wawancara, observasi langsung, atau kuesioner.
  • Hasil Survei: Sampaikan hasil utama dengan detail, misalnya lokasi yang disarankan, preferensi audiens, atau kondisi teknis yang relevan.
  • Analisis: Berikan interpretasi data, seperti kelebihan dan kekurangan dari opsi yang tersedia.

3. Penggunaan Media Visual

  • Gunakan tabel, grafik, atau foto untuk mendukung penjelasan.
  • Sertakan peta jika survei mencakup lokasi tertentu.

4. Rekomendasi dan Kesimpulan

  • Ajukan rekomendasi yang spesifik sesuai dengan kebutuhan produksi.
  • Berikan alternatif jika ada kendala atau risiko yang mungkin muncul.

5. Presentasi Laporan

  • Jika diminta, sampaikan laporan secara langsung melalui presentasi kepada tim produksi.
  • Siapkan file dalam format PDF atau PPT untuk distribusi.

6. Tindak Lanjut

  • Dokumentasikan laporan untuk referensi di masa depan.
  • Diskusikan umpan balik dari tim produksi untuk memastikan semua aspek kebutuhan telah terpenuhi.

 

 

6.Melaporkan hasil meeting sesuai dengan request produksi program Internal dan External

        Melaporkan hasil meeting sesuai dengan request produksi program internal dan eksternal membutuhkan penyusunan laporan yang terstruktur dan mencakup semua poin penting dari diskusi. Berikut langkah-langkahnya:

1. Persiapan Laporan

  • Gunakan format laporan yang konsisten.
  • Siapkan template yang mencakup bagian: tujuan meeting, agenda, pembahasan, keputusan, dan tindak lanjut.

2. Struktur Laporan Hasil Meeting

  • Judul dan Informasi Meeting:
    • Judul: "Laporan Hasil Meeting Program [Nama Program]"
    • Tanggal dan waktu meeting.
    • Daftar peserta dan divisi terkait (Internal/External).
  • Tujuan Meeting:
    • Jelaskan tujuan utama dari meeting, seperti membahas produksi program, evaluasi, atau persetujuan teknis.
  • Agenda Meeting:
    • Tuliskan poin-poin yang menjadi fokus diskusi.
  • Ringkasan Pembahasan:
    • Sampaikan setiap poin yang dibahas secara singkat namun jelas.
    • Beri penekanan pada hal-hal penting seperti:
      • Ide kreatif untuk konten.
      • Kendala teknis dan solusi.
      • Keputusan mengenai jadwal, lokasi, atau anggaran.
  • Keputusan dan Kesepakatan:
    • Tulis semua keputusan yang disepakati, termasuk pihak yang bertanggung jawab atas tindak lanjut.
  • Tindak Lanjut:
    • Cantumkan tindakan spesifik yang perlu dilakukan, tenggat waktu, dan siapa yang bertugas.

3. Tampilkan Visual Jika Diperlukan

  • Gunakan tabel atau poin-poin untuk mempermudah pembacaan.
  • Lampirkan dokumen pendukung seperti presentasi, gambar lokasi, atau referensi terkait.

4. Distribusi Laporan

  • Kirim laporan dalam format digital (PDF atau DOC) ke semua peserta dan pihak terkait.
  • Pastikan laporan diterima maksimal 1-2 hari setelah meeting berlangsung.

5. Tindak Lanjut dan Feedback

  • Buat daftar cek untuk memastikan semua tindak lanjut selesai sesuai tenggat waktu.
  • Mintalah feedback untuk perbaikan laporan ke depan.

Dengan laporan yang terstruktur, tim produksi internal dan eksternal dapat memahami hasil meeting dengan jelas dan segera mengambil langkah yang diperlukan.

 

7.Daily Report Pasca Produksi

        Daily Report Pasca Produksi adalah laporan harian yang mencakup kegiatan, progres, dan hasil dari proses pascaproduksi untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana. Berikut adalah panduan untuk menyusun laporan pascaproduksi:

1. Struktur Laporan

Gunakan format yang terstruktur dengan bagian-bagian berikut:

Judul dan Informasi Umum

  • Judul: "Daily Report Pasca Produksi Program [Nama Program]"
  • Tanggal laporan.
  • Tim yang terlibat dan divisi terkait.

Ringkasan Kegiatan

  • Progres Harian: Jelaskan pekerjaan yang telah selesai, seperti editing, color grading, atau pengisian suara.
  • Durasi Pekerjaan: Catat waktu yang dihabiskan untuk setiap aktivitas.

Hasil Pasca Produksi

  • Output yang Dihasilkan: Misalnya, episode yang telah selesai diedit, draft final, atau revisi yang dilakukan.
  • Kualitas Output: Catat jika hasil sesuai dengan ekspektasi atau ada kendala yang perlu diperbaiki.

Kendala atau Masalah

  • Sebutkan tantangan teknis, keterlambatan, atau revisi tambahan yang diminta.

Tindak Lanjut

  • Aktivitas yang harus dilakukan selanjutnya, seperti rendering final, distribusi file, atau revisi lanjutan.
  • Deadline untuk setiap tugas.

Feedback dan Catatan

  • Saran atau masukan untuk perbaikan proses pascaproduksi.

2. Format Visual

  • Tabel atau Checklist: Gunakan tabel untuk menjelaskan progres dengan jelas.
  • Lampiran File: Jika diperlukan, lampirkan gambar preview, audio track, atau file yang menunjukkan hasil kerja.

3. Distribusi

  • Kirim laporan dalam format PDF atau DOC melalui email atau platform kerja yang digunakan (seperti Slack atau Trello).
  • Pastikan laporan tersedia untuk semua pihak yang membutuhkan, termasuk produser, editor, dan tim kreatif lainnya.

Contoh Template Ringkas:

Daily Report Pasca Produksi Program [Nama Program]

  • Tanggal: [Tanggal]
  • Progres Hari Ini:
    • Editing episode 1 selesai.
    • Revisi color grading pada episode 2.
  • Kendala: File audio episode 3 mengalami gangguan, perlu revisi ulang.
  • Tindak Lanjut:
    • Review final episode 1 pada [Tanggal].
    • Rendering episode 2 pada [Tanggal].

Laporan ini membantu memastikan setiap proses pascaproduksi terpantau dengan baik.

 

8.Melakukan penjadwalan operasional dan laporan pemakaian studio

                Melakukan penjadwalan operasional dan laporan pemakaian studio memerlukan perencanaan yang terorganisasi dan pelaporan yang rinci untuk memastikan efisiensi dan akurasi. Berikut adalah langkah-langkahnya:


1. Penjadwalan Operasional Studio

Langkah-langkah:

1.      Kumpulkan Informasi Kebutuhan:

    • Identifikasi program atau proyek yang akan menggunakan studio (internal dan eksternal).
    • Catat kebutuhan spesifik seperti waktu, durasi, jenis peralatan, dan jumlah kru.

2.      Pembuatan Jadwal:

    • Gunakan kalender digital (seperti Google Calendar atau aplikasi manajemen jadwal) untuk mencatat jadwal.
    • Alokasikan waktu yang cukup untuk persiapan sebelum dan setelah pemakaian studio (set-up dan take-down).

3.      Koordinasi dengan Tim:

    • Pastikan jadwal disetujui oleh semua pihak terkait (tim produksi, teknisi, penyedia layanan eksternal).
    • Komunikasikan jadwal final kepada semua pihak melalui email atau aplikasi komunikasi tim.

4.      Penyimpanan Jadwal:

    • Simpan jadwal secara terpusat dan mudah diakses oleh tim (misalnya, di platform manajemen proyek seperti Trello, Notion, atau Microsoft Teams).

Tips Penting:

  • Hindari overbooking dengan membatasi jumlah pemakaian studio per hari.
  • Siapkan buffer waktu di antara jadwal untuk mengantisipasi keterlambatan.

2. Laporan Pemakaian Studio

Elemen Laporan:

1.      Detail Penggunaan Studio:

    • Tanggal dan waktu penggunaan.
    • Nama program/proyek yang menggunakan studio.
    • Divisi atau tim yang bertanggung jawab.

2.      Durasi Pemakaian:

    • Catat durasi pemakaian sebenarnya (sesuai atau melebihi jadwal).

3.      Peralatan yang Digunakan:

    • Daftar peralatan yang dipakai, seperti kamera, lighting, mikrofon, dll.
    • Catat kondisi peralatan sebelum dan setelah digunakan.

4.      Masalah atau Kendala:

    • Dokumentasikan kendala teknis atau operasional selama penggunaan studio.

5.      Rekomendasi atau Tindak Lanjut:

    • Misalnya, perawatan alat tertentu atau revisi jadwal untuk efisiensi.

Format Laporan:

Gunakan format berikut untuk laporan harian/pekanan:

Laporan Pemakaian Studio

  • Tanggal: [Tanggal]
  • Program/Proyek: [Nama Program]
  • Tim Pengguna: [Divisi]
  • Durasi Pemakaian: [Jam Mulai - Jam Selesai]
  • Peralatan yang Digunakan: [Daftar]
  • Kendala: [Jika Ada]
  • Catatan Tambahan: [Jika Ada]

Distribusi Laporan:

  • Kirim laporan kepada manajemen atau tim terkait secara berkala (harian, mingguan, atau bulanan).
  • Simpan arsip laporan untuk keperluan audit atau referensi.

Dengan sistem ini, operasional studio dapat berjalan lebih terstruktur, efisien, dan terkontrol.

 

9.Melakukan implementasi PTZ Camera Studio

        Implementasi PTZ (Pan-Tilt-Zoom) Camera di Studio memerlukan perencanaan, instalasi, dan pengujian yang cermat agar kamera berfungsi optimal untuk produksi. Berikut adalah langkah-langkahnya:


1. Perencanaan Implementasi

  1. Identifikasi Kebutuhan:
    • Tentukan tujuan penggunaan PTZ Camera, seperti produksi live, rekaman, atau monitoring.
    • Catat jumlah kamera yang dibutuhkan dan area cakupannya.
  2. Pilih Peralatan yang Sesuai:
    • Pilih kamera dengan spesifikasi sesuai kebutuhan (resolusi, kemampuan zoom, kecepatan gerak pan-tilt).
    • Pertimbangkan kompatibilitas kamera dengan sistem kontrol studio (remote controller atau software).
  3. Lokasi dan Penempatan:
    • Tentukan posisi pemasangan kamera untuk memastikan sudut pandang optimal.
    • Pastikan lokasi pemasangan stabil (di dinding, langit-langit, atau tripod).

2. Instalasi PTZ Camera

  1. Pemasangan Fisik:
    • Pasang kamera pada bracket atau mount yang sesuai.
    • Pastikan pemasangan kokoh untuk menghindari getaran.
  2. Koneksi Listrik dan Data:
    • Sambungkan kamera ke sumber daya listrik.
    • Hubungkan kabel data ke sistem kontrol (Ethernet untuk IP-based PTZ atau kabel serial seperti RS232/RS485).
  3. Integrasi dengan Sistem Studio:
    • Hubungkan kamera ke mixer video, software kontrol, atau perangkat live streaming.
    • Pastikan koneksi video (HDMI/SDI) terhubung ke switcher studio.

3. Konfigurasi Sistem

  1. Setup Kamera:
    • Atur IP address jika menggunakan PTZ berbasis IP.
    • Kalibrasi gerakan pan, tilt, dan zoom sesuai kebutuhan area rekaman.
  2. Pengaturan Preset:
    • Program preset untuk posisi tertentu (misalnya close-up, wide shot, atau tracking otomatis).
  3. Integrasi Kontrol:
    • Hubungkan kamera dengan remote control fisik atau software (seperti OBS, vMix, atau sistem kontrol PTZ lainnya).

Dengan implementasi yang baik, PTZ Camera dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas produksi studio Anda.

 

10.Inventory Asset Studio

        Inventory Asset Studio adalah proses pengelolaan dan pelacakan aset yang dimiliki oleh studio, seperti peralatan produksi, furnitur, dan infrastruktur pendukung. Tujuan dari inventory ini adalah untuk memastikan aset terkelola dengan baik, terawat, dan tersedia sesuai kebutuhan produksi. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun inventaris aset studio:


1. Identifikasi dan Klasifikasi Aset

  1. Daftar Aset Studio:
    • Peralatan Produksi:
      • Kamera, lensa, lighting, mikrofon, mixer audio, tripod.
    • Peralatan Pendukung:
      • Kabel, adaptor, monitor, proyektor.
    • Infrastruktur Studio:
      • AC, meja kerja, kursi, backdrop, dinding akustik.
    • Software dan Lisensi:
      • Software editing video/audio, plugin, sistem manajemen studio.
  2. Kategorisasi Aset:
    • Berdasarkan jenis (peralatan produksi, peralatan pendukung, software).
    • Berdasarkan lokasi penyimpanan (studio A, ruang kontrol, gudang).

2. Dokumentasi Detail Aset

Gunakan format yang mencakup informasi berikut:

  • Kode Aset: Nomor unik untuk identifikasi.
  • Nama Aset: Deskripsi singkat (misalnya, "Kamera DSLR Canon EOS R5").
  • Kategori: Jenis aset (kamera, lighting, dll.).
  • Lokasi: Tempat penyimpanan.
  • Tanggal Pembelian: Untuk pelacakan umur aset.
  • Kondisi: Baru, digunakan, atau perlu perbaikan.
  • Nilai Aset: Harga beli atau estimasi nilai sekarang.
  • Pemilik atau Penanggung Jawab: Divisi atau orang yang bertanggung jawab.

3. Sistem Manajemen Inventaris

  1. Spreadsheet atau Software:
    • Gunakan spreadsheet (Google Sheets, Excel) untuk sistem manual.
    • Pertimbangkan software manajemen inventaris seperti AssetTiger, EZOfficeInventory, atau aplikasi khusus studio.
  2. Labeling Aset:
    • Gunakan label fisik dengan barcode atau QR code untuk mempermudah pelacakan.

4. Audit dan Pemeliharaan Aset

  1. Pemeriksaan Berkala:
    • Lakukan audit rutin (bulanan atau triwulanan) untuk mengecek kondisi aset dan memastikan keberadaan fisiknya.
    • Dokumentasikan kerusakan atau kebutuhan perbaikan.
  2. Pemeliharaan:
    • Jadwalkan perawatan rutin, seperti pembersihan lensa, kalibrasi alat, atau penggantian kabel.
  3. Penghapusan Aset:
    • Catat dan hapus aset yang sudah tidak layak pakai atau dijual/donasikan.

5. Laporan Inventaris

  • Buat laporan bulanan atau tahunan yang mencakup:
    • Daftar aset yang digunakan.
    • Aset yang perlu perbaikan atau penggantian.
    • Estimasi anggaran untuk pembelian baru.

Dengan pengelolaan inventaris yang baik, studio dapat meningkatkan efisiensi penggunaan aset dan mengurangi risiko kerugian akibat kehilangan atau kerusakan.