Aspek Penilaian Karyawan 2023
1.Inovasi
Inovasi adalah proses menciptakan atau
memperkenalkan sesuatu yang baru, baik berupa ide, produk, metode, atau
teknologi, yang memiliki nilai tambah dan dapat memberikan solusi terhadap
suatu masalah. Inovasi sering kali menjadi kunci untuk mendorong kemajuan di
berbagai bidang, seperti teknologi, bisnis, pendidikan, dan kesehatan.
Untuk mendorong inovasi, beberapa langkah
penting meliputi:
1. Identifikasi masalah
atau kebutuhan: Menemukan area yang membutuhkan perbaikan atau pengembangan.
2. Riset dan eksplorasi
ide: Menggali berbagai solusi potensial melalui brainstorming, penelitian, atau
benchmarking.
3. Pengembangan prototipe:
Mewujudkan ide dalam bentuk konsep atau model awal untuk diuji.
4. Uji coba dan iterasi:
Melakukan pengujian untuk menyempurnakan inovasi berdasarkan masukan dan hasil
evaluasi.
5. Implementasi:
Mengintegrasikan inovasi ke dalam sistem atau pasar untuk memberikan dampak
nyata.
Inovasi tidak hanya melibatkan
kreativitas, tetapi juga keberanian untuk mengambil risiko dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan.
2.Memastikan semua proses shooting Program
Kompas TV dan Unit KG yang disupport berjalan sesuai rencana
Memastikan semua proses shooting program Kompas TV dan unit KG
berjalan sesuai rencana membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang matang.
Berikut adalah langkah-langkah utama untuk memastikan hal tersebut:
1. Perencanaan Pra-produksi
- Jadwal
dan Timeline: Pastikan semua jadwal shooting telah ditetapkan dan
disepakati oleh seluruh tim. Gunakan alat manajemen proyek untuk melacak
progres.
- Lokasi:
Lakukan survei lokasi terlebih dahulu untuk memastikan kelayakan dan
kesiapan tempat.
- Peralatan
dan Teknologi: Cek semua peralatan, termasuk kamera, lampu, dan sound
system, untuk memastikan semuanya dalam kondisi baik.
- Script
dan Rundown: Pastikan script dan rundown program sudah siap dan disetujui
oleh semua pihak terkait.
2. Koordinasi Tim Produksi
- Briefing
Tim: Lakukan briefing sebelum shooting untuk memastikan semua anggota tim
memahami tugas masing-masing.
- Komunikasi
Efektif: Gunakan saluran komunikasi yang jelas, seperti grup WhatsApp atau
perangkat komunikasi di lokasi.
- Pemantauan
Logistik: Pastikan kebutuhan logistik seperti konsumsi, transportasi, dan
akomodasi telah disediakan sesuai rencana.
3. Pelaksanaan Shooting
- Manajemen
Waktu: Pastikan shooting dimulai tepat waktu dan sesuai jadwal.
- Fleksibilitas
di Lapangan: Siapkan rencana cadangan untuk mengatasi hambatan seperti
cuaca buruk atau masalah teknis.
- Pemantauan
Proses: Pastikan ada supervisor atau koordinator lapangan yang mengawasi
jalannya shooting.
4. Evaluasi dan Dokumentasi
- Review
Hasil Shooting: Periksa hasil footage di lokasi untuk memastikan kualitas
sesuai standar.
- Feedback
Cepat: Berikan masukan langsung untuk perbaikan jika ada kekurangan.
- Dokumentasi:
Catat semua proses untuk referensi pada shooting berikutnya.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini,
proses shooting dapat berjalan lebih lancar dan terorganisasi dengan baik.
3.Optimalisasi Penggunaan Peralatan Studio
Optimalisasi Penggunaan Peralatan Studio adalah langkah penting untuk memastikan efisiensi, menjaga kualitas produksi, dan meminimalkan downtime. Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan:
1. Evaluasi Kebutuhan Produksi
- Identifikasi Kebutuhan: Pastikan setiap proyek menggunakan peralatan yang sesuai dengan skala dan kompleksitas produksi.
- Prioritas Pemakaian: Tentukan peralatan mana yang paling sering digunakan, dan alokasikan penggunaannya secara efisien berdasarkan jadwal produksi.
2. Perawatan dan Pemeliharaan Rutin
- Inspeksi Berkala:
- Periksa kondisi peralatan sebelum dan setelah digunakan untuk mendeteksi kerusakan sejak dini.
- Bersihkan komponen seperti lensa, sensor, dan konektor untuk mencegah penurunan kualitas.
- Kalibrasi Peralatan:
- Kalibrasi kamera, mixer audio, atau lighting sesuai spesifikasi pabrik untuk menjaga akurasi.
- Penyimpanan yang Tepat:
- Simpan peralatan di tempat yang aman, bebas debu, dan memiliki suhu yang stabil.
- Periksa kondisi peralatan sebelum dan setelah digunakan untuk mendeteksi kerusakan sejak dini.
- Bersihkan komponen seperti lensa, sensor, dan konektor untuk mencegah penurunan kualitas.
- Kalibrasi kamera, mixer audio, atau lighting sesuai spesifikasi pabrik untuk menjaga akurasi.
- Simpan peralatan di tempat yang aman, bebas debu, dan memiliki suhu yang stabil.
3. Sistem Penjadwalan dan Reservasi
- Pembuatan Jadwal Pemakaian:
- Gunakan kalender digital atau perangkat lunak manajemen aset untuk mengatur jadwal pemakaian peralatan.
- Reservasi Peralatan:
- Buat sistem reservasi untuk memastikan peralatan tersedia saat dibutuhkan, menghindari konflik jadwal antar proyek.
- Gunakan kalender digital atau perangkat lunak manajemen aset untuk mengatur jadwal pemakaian peralatan.
- Buat sistem reservasi untuk memastikan peralatan tersedia saat dibutuhkan, menghindari konflik jadwal antar proyek.
4. Pelatihan Penggunaan Peralatan
- Latih Kru Produksi:
- Pastikan semua pengguna memahami cara menggunakan peralatan dengan benar untuk memaksimalkan fungsi dan meminimalkan risiko kerusakan.
- Sertifikasi Internal:
- Pertimbangkan program pelatihan atau sertifikasi untuk peralatan yang kompleks.
- Pastikan semua pengguna memahami cara menggunakan peralatan dengan benar untuk memaksimalkan fungsi dan meminimalkan risiko kerusakan.
- Pertimbangkan program pelatihan atau sertifikasi untuk peralatan yang kompleks.
5. Peningkatan Teknologi
- Evaluasi Peralatan Lama:
- Analisis apakah peralatan lama masih memenuhi kebutuhan produksi atau perlu diganti.
- Investasi pada Teknologi Baru:
- Prioritaskan pembelian peralatan yang meningkatkan efisiensi, seperti kamera otomatis (PTZ), lighting LED hemat energi, atau mixer audio digital.
- Analisis apakah peralatan lama masih memenuhi kebutuhan produksi atau perlu diganti.
- Prioritaskan pembelian peralatan yang meningkatkan efisiensi, seperti kamera otomatis (PTZ), lighting LED hemat energi, atau mixer audio digital.
6. Dokumentasi dan Monitoring
- Lacak Pemakaian:
- Catat setiap penggunaan peralatan, termasuk tanggal, durasi, dan tim yang menggunakannya.
- Analisis Data:
- Gunakan data untuk mengidentifikasi pola pemakaian, peralatan yang sering rusak, atau kebutuhan tambahan.
- Catat setiap penggunaan peralatan, termasuk tanggal, durasi, dan tim yang menggunakannya.
- Gunakan data untuk mengidentifikasi pola pemakaian, peralatan yang sering rusak, atau kebutuhan tambahan.
7. Penanganan Darurat
- Cadangan Peralatan:
- Siapkan peralatan cadangan untuk mengantisipasi kerusakan mendadak.
- Tim Support Teknis:
- Pastikan ada teknisi yang siap menangani masalah teknis secara cepat.
- Siapkan peralatan cadangan untuk mengantisipasi kerusakan mendadak.
- Pastikan ada teknisi yang siap menangani masalah teknis secara cepat.
Dengan optimalisasi ini, peralatan studio dapat berfungsi maksimal, meningkatkan kualitas produksi, dan menghemat biaya operasional jangka panjang.
4.Reguler Maintenance Studio
Reguler Maintenance Studio adalah kegiatan
pemeliharaan rutin untuk memastikan semua fasilitas, peralatan, dan
infrastruktur studio berfungsi optimal. Berikut adalah langkah-langkah yang
bisa diterapkan untuk pemeliharaan studio secara berkala:
1. Perencanaan Jadwal Maintenance
- Tentukan
jadwal maintenance rutin (harian, mingguan, bulanan).
- Pastikan
jadwal ini tidak mengganggu jadwal produksi atau kegiatan studio lainnya.
2. Pengecekan Peralatan Studio
- Kamera
dan Lensa: Bersihkan lensa, cek fungsi zoom, fokus, dan stabilizer.
- Lighting:
Periksa kondisi lampu, kabel, dan pengaturan intensitas cahaya.
- Sound
System: Tes mikrofon, mixer, dan speaker untuk memastikan kualitas suara
tetap optimal.
- Monitor
dan Proyektor: Periksa kualitas gambar dan koneksi ke perangkat lain.
- Kabel
dan Konektivitas: Pastikan semua kabel tidak rusak atau berpotensi
menyebabkan hubungan pendek.
3. Pengecekan Infrastruktur Studio
- Kondisi
Ruangan: Pastikan ruangan bersih, bebas debu, dan memiliki ventilasi atau
AC yang baik.
- Lantai
dan Dinding Akustik: Periksa kerusakan pada material peredam suara.
- Keamanan:
Cek sistem alarm, pemadam kebakaran, dan pintu darurat.
4. Pembaruan Perangkat Lunak
- Lakukan
pembaruan software pada perangkat editing, mixer digital, atau sistem
manajemen studio lainnya.
5. Dokumentasi dan Evaluasi
- Buat
laporan setelah setiap sesi maintenance.
- Catat
peralatan yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut atau penggantian.
6. Pelatihan Tim
- Pastikan
tim studio memahami cara penggunaan dan perawatan peralatan dengan benar
untuk mencegah kerusakan.
Reguler maintenance ini sangat penting
untuk memastikan kegiatan produksi berjalan lancar tanpa kendala teknis.
5.Melaporkan hasil survey sesuai dengan
request produksi program Internal dan External
Melaporkan
hasil survei sesuai request produksi program internal dan eksternal memerlukan sistem pelaporan yang
jelas, terstruktur, dan relevan dengan kebutuhan produksi. Berikut
langkah-langkahnya:
1. Mengumpulkan dan Menyusun Data Survei
- Validasi Data: Pastikan semua data yang
dikumpulkan dari survei akurat dan relevan sesuai dengan permintaan.
- Pengelompokan Data: Pisahkan data untuk program
internal dan eksternal jika keduanya memerlukan pendekatan yang berbeda.
2. Format Laporan
- Pendahuluan: Jelaskan tujuan survei dan
konteksnya (misalnya, untuk keperluan konten, penentuan lokasi shooting,
atau analisis audiens).
- Metode Survei: Sebutkan metode yang
digunakan, seperti wawancara, observasi langsung, atau kuesioner.
- Hasil Survei: Sampaikan hasil utama dengan
detail, misalnya lokasi yang disarankan, preferensi audiens, atau kondisi
teknis yang relevan.
- Analisis: Berikan interpretasi data,
seperti kelebihan dan kekurangan dari opsi yang tersedia.
3. Penggunaan Media Visual
- Gunakan tabel, grafik, atau
foto untuk mendukung penjelasan.
- Sertakan peta jika survei
mencakup lokasi tertentu.
4. Rekomendasi dan Kesimpulan
- Ajukan rekomendasi yang
spesifik sesuai dengan kebutuhan produksi.
- Berikan alternatif jika ada
kendala atau risiko yang mungkin muncul.
5. Presentasi Laporan
- Jika diminta, sampaikan laporan
secara langsung melalui presentasi kepada tim produksi.
- Siapkan file dalam format PDF
atau PPT untuk distribusi.
6. Tindak Lanjut
- Dokumentasikan laporan untuk
referensi di masa depan.
- Diskusikan umpan balik dari tim
produksi untuk memastikan semua aspek kebutuhan telah terpenuhi.
6.Melaporkan hasil meeting sesuai dengan
request produksi program Internal dan External
Melaporkan hasil
meeting sesuai dengan request produksi program internal dan eksternal
membutuhkan penyusunan laporan yang terstruktur dan mencakup semua poin penting
dari diskusi. Berikut langkah-langkahnya:
1. Persiapan Laporan
- Gunakan format laporan yang
konsisten.
- Siapkan template yang mencakup
bagian: tujuan meeting, agenda, pembahasan, keputusan, dan tindak lanjut.
2. Struktur Laporan Hasil Meeting
- Judul dan Informasi Meeting:
- Judul: "Laporan Hasil
Meeting Program [Nama Program]"
- Tanggal dan waktu meeting.
- Daftar peserta dan divisi
terkait (Internal/External).
- Tujuan Meeting:
- Jelaskan tujuan utama dari
meeting, seperti membahas produksi program, evaluasi, atau persetujuan
teknis.
- Agenda Meeting:
- Tuliskan poin-poin yang
menjadi fokus diskusi.
- Ringkasan Pembahasan:
- Sampaikan setiap poin yang
dibahas secara singkat namun jelas.
- Beri penekanan pada hal-hal
penting seperti:
- Ide
kreatif untuk konten.
- Kendala
teknis dan solusi.
- Keputusan
mengenai jadwal, lokasi, atau anggaran.
- Keputusan dan Kesepakatan:
- Tulis semua keputusan yang
disepakati, termasuk pihak yang bertanggung jawab atas tindak lanjut.
- Tindak Lanjut:
- Cantumkan tindakan spesifik
yang perlu dilakukan, tenggat waktu, dan siapa yang bertugas.
3. Tampilkan Visual Jika Diperlukan
- Gunakan tabel atau poin-poin
untuk mempermudah pembacaan.
- Lampirkan dokumen pendukung
seperti presentasi, gambar lokasi, atau referensi terkait.
4. Distribusi Laporan
- Kirim laporan dalam format
digital (PDF atau DOC) ke semua peserta dan pihak terkait.
- Pastikan laporan diterima
maksimal 1-2 hari setelah meeting berlangsung.
5. Tindak Lanjut dan Feedback
- Buat daftar cek untuk
memastikan semua tindak lanjut selesai sesuai tenggat waktu.
- Mintalah feedback untuk
perbaikan laporan ke depan.
Dengan
laporan yang terstruktur, tim produksi internal dan eksternal dapat memahami
hasil meeting dengan jelas dan segera mengambil langkah yang diperlukan.
7.Daily Report Pasca Produksi
Daily Report Pasca
Produksi adalah laporan harian yang mencakup kegiatan, progres,
dan hasil dari proses pascaproduksi untuk memastikan semua berjalan sesuai
rencana. Berikut adalah panduan untuk menyusun laporan pascaproduksi:
1. Struktur Laporan
Gunakan format yang terstruktur dengan bagian-bagian berikut:
Judul dan Informasi Umum
- Judul:
"Daily Report Pasca Produksi Program [Nama Program]"
- Tanggal
laporan.
- Tim yang
terlibat dan divisi terkait.
Ringkasan Kegiatan
- Progres Harian: Jelaskan
pekerjaan yang telah selesai, seperti editing, color grading, atau
pengisian suara.
- Durasi Pekerjaan: Catat
waktu yang dihabiskan untuk setiap aktivitas.
Hasil Pasca Produksi
- Output yang Dihasilkan:
Misalnya, episode yang telah selesai diedit, draft final, atau revisi yang
dilakukan.
- Kualitas Output: Catat
jika hasil sesuai dengan ekspektasi atau ada kendala yang perlu diperbaiki.
Kendala atau Masalah
- Sebutkan
tantangan teknis, keterlambatan, atau revisi tambahan yang diminta.
Tindak Lanjut
- Aktivitas
yang harus dilakukan selanjutnya, seperti rendering final, distribusi
file, atau revisi lanjutan.
- Deadline
untuk setiap tugas.
Feedback dan Catatan
- Saran
atau masukan untuk perbaikan proses pascaproduksi.
2. Format Visual
- Tabel atau Checklist:
Gunakan tabel untuk menjelaskan progres dengan jelas.
- Lampiran File: Jika
diperlukan, lampirkan gambar preview, audio track, atau file yang
menunjukkan hasil kerja.
3. Distribusi
- Kirim
laporan dalam format PDF atau DOC melalui email atau platform kerja yang
digunakan (seperti Slack atau Trello).
- Pastikan
laporan tersedia untuk semua pihak yang membutuhkan, termasuk produser,
editor, dan tim kreatif lainnya.
Contoh Template Ringkas:
Daily Report Pasca Produksi Program [Nama
Program]
- Tanggal: [Tanggal]
- Progres Hari Ini:
- Editing
episode 1 selesai.
- Revisi
color grading pada episode 2.
- Kendala: File audio
episode 3 mengalami gangguan, perlu revisi ulang.
- Tindak Lanjut:
- Review
final episode 1 pada [Tanggal].
- Rendering
episode 2 pada [Tanggal].
- Editing
episode 1 selesai.
- Revisi
color grading pada episode 2.
- Review
final episode 1 pada [Tanggal].
- Rendering
episode 2 pada [Tanggal].
Laporan ini membantu memastikan setiap proses pascaproduksi terpantau dengan
baik.
8.Melakukan penjadwalan operasional dan
laporan pemakaian studio
Melakukan
penjadwalan operasional dan laporan pemakaian studio memerlukan
perencanaan yang terorganisasi dan pelaporan yang rinci untuk memastikan
efisiensi dan akurasi. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Penjadwalan Operasional Studio
Langkah-langkah:
1. Kumpulkan
Informasi Kebutuhan:
- Identifikasi
program atau proyek yang akan menggunakan studio (internal dan
eksternal).
- Catat
kebutuhan spesifik seperti waktu, durasi, jenis peralatan, dan jumlah
kru.
2. Pembuatan
Jadwal:
- Gunakan
kalender digital (seperti Google Calendar atau aplikasi manajemen jadwal)
untuk mencatat jadwal.
- Alokasikan
waktu yang cukup untuk persiapan sebelum dan setelah pemakaian studio
(set-up dan take-down).
3. Koordinasi
dengan Tim:
- Pastikan
jadwal disetujui oleh semua pihak terkait (tim produksi, teknisi,
penyedia layanan eksternal).
- Komunikasikan
jadwal final kepada semua pihak melalui email atau aplikasi komunikasi
tim.
4. Penyimpanan
Jadwal:
- Simpan
jadwal secara terpusat dan mudah diakses oleh tim (misalnya, di platform
manajemen proyek seperti Trello, Notion, atau Microsoft Teams).
Tips Penting:
- Hindari
overbooking dengan membatasi jumlah pemakaian studio per hari.
- Siapkan
buffer waktu di antara jadwal untuk mengantisipasi keterlambatan.
2. Laporan Pemakaian Studio
Elemen Laporan:
1. Detail
Penggunaan Studio:
- Tanggal
dan waktu penggunaan.
- Nama
program/proyek yang menggunakan studio.
- Divisi
atau tim yang bertanggung jawab.
2. Durasi
Pemakaian:
- Catat
durasi pemakaian sebenarnya (sesuai atau melebihi jadwal).
3. Peralatan
yang Digunakan:
- Daftar
peralatan yang dipakai, seperti kamera, lighting, mikrofon, dll.
- Catat
kondisi peralatan sebelum dan setelah digunakan.
4. Masalah
atau Kendala:
- Dokumentasikan
kendala teknis atau operasional selama penggunaan studio.
5. Rekomendasi
atau Tindak Lanjut:
- Misalnya,
perawatan alat tertentu atau revisi jadwal untuk efisiensi.
Format Laporan:
Gunakan format berikut untuk laporan harian/pekanan:
Laporan Pemakaian Studio
- Tanggal: [Tanggal]
- Program/Proyek: [Nama
Program]
- Tim Pengguna: [Divisi]
- Durasi Pemakaian: [Jam
Mulai - Jam Selesai]
- Peralatan yang Digunakan:
[Daftar]
- Kendala: [Jika Ada]
- Catatan Tambahan: [Jika
Ada]
Distribusi Laporan:
- Kirim
laporan kepada manajemen atau tim terkait secara berkala (harian,
mingguan, atau bulanan).
- Simpan
arsip laporan untuk keperluan audit atau referensi.
Dengan sistem ini, operasional studio dapat berjalan lebih terstruktur,
efisien, dan terkontrol.
9.Melakukan implementasi PTZ Camera Studio
Implementasi
PTZ (Pan-Tilt-Zoom) Camera di Studio memerlukan perencanaan,
instalasi, dan pengujian yang cermat agar kamera berfungsi optimal untuk
produksi. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Perencanaan Implementasi
- Identifikasi Kebutuhan:
- Tentukan tujuan penggunaan PTZ
Camera, seperti produksi live, rekaman, atau monitoring.
- Catat jumlah kamera yang
dibutuhkan dan area cakupannya.
- Pilih Peralatan yang Sesuai:
- Pilih kamera dengan
spesifikasi sesuai kebutuhan (resolusi, kemampuan zoom, kecepatan gerak
pan-tilt).
- Pertimbangkan kompatibilitas
kamera dengan sistem kontrol studio (remote controller atau software).
- Lokasi dan Penempatan:
- Tentukan posisi pemasangan kamera
untuk memastikan sudut pandang optimal.
- Pastikan lokasi pemasangan
stabil (di dinding, langit-langit, atau tripod).
2. Instalasi PTZ Camera
- Pemasangan Fisik:
- Pasang kamera pada bracket
atau mount yang sesuai.
- Pastikan pemasangan kokoh
untuk menghindari getaran.
- Koneksi Listrik dan Data:
- Sambungkan kamera ke sumber
daya listrik.
- Hubungkan kabel data ke sistem
kontrol (Ethernet untuk IP-based PTZ atau kabel serial seperti
RS232/RS485).
- Integrasi dengan Sistem Studio:
- Hubungkan kamera ke mixer
video, software kontrol, atau perangkat live streaming.
- Pastikan koneksi video
(HDMI/SDI) terhubung ke switcher studio.
3. Konfigurasi Sistem
- Setup Kamera:
- Atur IP address jika
menggunakan PTZ berbasis IP.
- Kalibrasi gerakan pan, tilt,
dan zoom sesuai kebutuhan area rekaman.
- Pengaturan Preset:
- Program preset untuk posisi
tertentu (misalnya close-up, wide shot, atau tracking otomatis).
- Integrasi Kontrol:
- Hubungkan kamera dengan remote
control fisik atau software (seperti OBS, vMix, atau sistem kontrol PTZ
lainnya).
Dengan implementasi
yang baik, PTZ Camera dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas produksi
studio Anda.
10.Inventory Asset Studio
Inventory Asset Studio
adalah proses pengelolaan dan pelacakan aset yang dimiliki oleh studio, seperti
peralatan produksi, furnitur, dan infrastruktur pendukung. Tujuan dari
inventory ini adalah untuk memastikan aset terkelola dengan baik, terawat, dan
tersedia sesuai kebutuhan produksi. Berikut adalah langkah-langkah untuk
menyusun inventaris aset studio:
1. Identifikasi dan Klasifikasi Aset
- Daftar Aset Studio:
- Peralatan Produksi:
- Kamera,
lensa, lighting, mikrofon, mixer audio, tripod.
- Peralatan Pendukung:
- Kabel,
adaptor, monitor, proyektor.
- Infrastruktur Studio:
- AC,
meja kerja, kursi, backdrop, dinding akustik.
- Software dan Lisensi:
- Software
editing video/audio, plugin, sistem manajemen studio.
- Kategorisasi Aset:
- Berdasarkan jenis (peralatan
produksi, peralatan pendukung, software).
- Berdasarkan lokasi penyimpanan
(studio A, ruang kontrol, gudang).
2. Dokumentasi Detail Aset
Gunakan
format yang mencakup informasi berikut:
- Kode Aset: Nomor unik untuk
identifikasi.
- Nama Aset: Deskripsi singkat (misalnya,
"Kamera DSLR Canon EOS R5").
- Kategori: Jenis aset (kamera, lighting,
dll.).
- Lokasi: Tempat penyimpanan.
- Tanggal Pembelian: Untuk pelacakan umur aset.
- Kondisi: Baru, digunakan, atau perlu
perbaikan.
- Nilai Aset: Harga beli atau estimasi
nilai sekarang.
- Pemilik atau Penanggung Jawab: Divisi atau orang yang
bertanggung jawab.
3. Sistem Manajemen Inventaris
- Spreadsheet atau Software:
- Gunakan spreadsheet (Google
Sheets, Excel) untuk sistem manual.
- Pertimbangkan software
manajemen inventaris seperti AssetTiger, EZOfficeInventory, atau aplikasi
khusus studio.
- Labeling Aset:
- Gunakan label fisik dengan
barcode atau QR code untuk mempermudah pelacakan.
4. Audit dan Pemeliharaan Aset
- Pemeriksaan Berkala:
- Lakukan audit rutin (bulanan
atau triwulanan) untuk mengecek kondisi aset dan memastikan keberadaan
fisiknya.
- Dokumentasikan kerusakan atau
kebutuhan perbaikan.
- Pemeliharaan:
- Jadwalkan perawatan rutin,
seperti pembersihan lensa, kalibrasi alat, atau penggantian kabel.
- Penghapusan Aset:
- Catat dan hapus aset yang
sudah tidak layak pakai atau dijual/donasikan.
5. Laporan Inventaris
- Buat laporan bulanan atau
tahunan yang mencakup:
- Daftar aset yang digunakan.
- Aset yang perlu perbaikan atau
penggantian.
- Estimasi anggaran untuk
pembelian baru.
Dengan
pengelolaan inventaris yang baik, studio dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan aset dan mengurangi risiko kerugian akibat kehilangan atau
kerusakan.
